Minggu, 20 November 2016

Kisah inspiratif Bripda Putri anak buruh yang berhasil jadi Polwan

Kisah inspiratif Bripda Putri, anak buruh yang berhasil jadi Polwan


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Putri Tanti Rahayu, anak dari seseorang buruh pembuat batu bata serta buruh pabrik tak menganggap kalau dianya bakal lolos jadi Polwan di Polres Magelang, Jawa Tengah. Sebab, dalam fikirannya jadi polisi memerlukan cost besar untuk pendaftran. Tetapi nasib berkata lain, semuanya yang ada dipikirannya pupus sesudah dia lolos pendaftaran pada th. 2014 lantas. Awalannya dara 20 th. ini dapat tak pernah punya mimpi jadi seseorang Polwan karena keadaan ekonomi keluarga yang dinilai kurang dapat. Anak pertama dari empat bersaudara itu bercerita, waktu merampungkan pendidikan tingkat SMA, pas pada bln. April 2014, ada info kalau Kepolisian memerlukan Polwan sejumlah 7. 000 semua Indonesia. Ibunya lalu berikan anjuran bila supaya dianya mendaftar. Tetapi saat itu Putri berasumsi bila cost masuk akademi kepolisian mahal hingga ia pernah menampik anjuran sang ibu. Lantaran dia pernah menampik, sang ibu memberikan keyakinan Putri bila tidak cuma orang kaya saja yang dapat jadi polisi dan kembali menyuruhnya untuk coba. Semangat itu yang mengantarkan Putri pada akhirnya mengambil keputusan untuk mendaftar. Tetapi saat itu susah untuk input data. Lantas dia ajukan pertanyaan ke Polsek Salaman, Magelang. Oleh petugas jagalah dianjurkan untuk ajukan pertanyaan segera ke Polres Magelang. Uniknya, Putri mengakui takut dengan polisi sampai pada akhirnya mengambil keputusan untuk mencari info melalui internet saja. Sesudah Ujian Nasional, dibantu rekan pada akhirnya Putri dapat login ke situs penerimaan anggota Polwan. Setelah itu dia lakukan verifikasi ke Polres Magelang pada hari paling akhir pendaftaran. Waktu pengumpulan administrasi Putri mengakui cuma membawa foto copy KTP, Kartu Keluarga, KTP orangtua serta foto copy ijazah. Serta ketika Ritmin awal, ia datang ke Polres Magelang, lantas naik ke lantai dua serta berjumpa dengan pendaftar dari satu diantara SMA favorite di Magelang. Saat itu Putri pernah terasa kurang percaya diri lantaran prasyarat administrasinya ada banyak yang kurang komplit. Lantas, anak pasangan Tobai serta Mulyanti itu mengambil keputusan pulang dengan memakai angkutan umum serta menanti di depan Polres. Namun angkutan yang ditunggu tak kunjung ada. Dalam keadaan hujan abu enteng, Putri mengambil keputusan untuk jalan kaki hingga di kolam renang yang berjarak 1 km untuk mencari angkutan. Sesampainya dirumah sekitaran jam 13. 00 WIB dia memperoleh telephone dari petugas pendaftaran di Polres Magelang. Yang menelepon itu menyampaikan, kalau bila ingin mengundurkan diri, diperintahkan untuk bikin surat pernyataan dengan bermeterai Rp 6. 000. Tetapi bila menginginkan dilanjutkan jadi ditunggu di Polres hingga jam 15. 00 WIB. Putri pada akhirnya mengambil keputusan untuk melanjutkan mendaftar. Diantar rekan, dia hingga di Polres serta administrasi di check. Panitia pendaftar memberi saat untuk lengkapi jika lolos Riksmin awal. Waktu pengumuman ia tidaklah terlalu mengharapkan untuk lolos, tetapi tidak diduga Putri diberikan peluang untuk maju ikuti tes di Semarang. Tiap-tiap tes senantiasa diantar oleh adik sepupunya yang berkerja di satpam kantor Pajak Semarang. Di waktu bakal tes jasmani, Putri pernah menginginkan mengundurkan diri lantaran sadar tak jago renang. Ia pernah terasa putus harapan, tetapi sang ibu selalu memberi support. Dengan kepercayaan serta dorongan ibunya, tes jasmani dikerjakan walaupun juga tak dipaksakan. Dengan kepercayaan apabila memanglah rezeki Allah tentu menolong. Pada akhirnya Putri dapat melalui tes renang serta begitu bersukur waktu Riksmin akhir, ia dinyatakan lolos serta masuk pendidikan di SPN Purwokerto. Putri mengharapkan, adikadiknya dapat tambah baik dari dianya. Supaya nantinya dapat penuhi semuanya keperluan hidup mereka serta keluarga. Saat ini, Bripda Putri Tanti telah jadi Polwan. Tiap-tiap tidur di mes Jagoan Magelang, pagipagi senantiasa pulang ke rumah di pelosok daerah Salaman Magelang, untuk sebatas masak buat bapak serta adiknya. Setelah itu pergi kerja sembari mengantar adikadiknya pergi ke sekolah. Putri, hingga saat ini masihlah menempati rumah reyot yang begitu simpel serta terbuat dari bambu, berbarengan ke-2 orangtua juga tiga adiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar